Sabtu, 28 Maret 2015

URGENSI MEMPELAJARI METODOLOGI STUDI ISLAM



Urgensi Mempelajari Metodologi Studi Islam
Seiring berkembangnya zaman, mempelajari metodologi studi islam diharapkan dapat mengarahkan kita untuk untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dalam pemikiran aiaran-ajaran islam yang merupakan warisan doktriner yang dianggap sudah mapan dan sudah mandek serta ketinggalan zaman tersebut, agar mampu beradaptasi serta menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang terhadap sunber agama islam yang asli, yaitu al-qur’an dan as-sunnah. Mempelejari metodologi studi islam juga diharapkan mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat islam agar tetap menjadi muslim yang sejati yang mampu menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era-globalisasi sekarang ini.

Disamping itu, metodologi studi islsm merupakan solusi agar islam tidak mudah disalah pahami oleh outsider (non muslim). salah satu penyebab seiringnya islam disalah pahami barat karena mereka tidak memiliki instrument secara ilmiah bisa dibenarkan tidak hanya insider (muslim) tetapi juga oleh outsider. Bila insider tidak merumuskan pemahaman yang bisa dimengerti oleh outsider akan terus berlangsung seperti yang dialami oleh Salman Rushdie, Kurt Wester, Goard dan Geertz Wilder yang menghebohkan itu.

Urgensi studi islasm yang demikian dapat dipahami dan diuraikan sebagai berikut:

1. Umat islam saat ini pada kondisi yang problematis

Saat ini umat islam masih berada dalam posisi pinggiran (marginal) dan lemah dalam segala bidang kehidupan sosial budaya. Dalam kondisi ini, umat islam harus bisa melakukan gerakan pemikiran yang dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang dan oprasional untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan tersebut.

Dalam posisi problematis itui, jika mereka hanya berpegang pada ajaran-ajaran islam hasil penafsirsn ulama terdahulu yang merupakan warisan doktriner turun-temurun dan dianggapnya sebagai ajaran, maka berarti mereka mengalami kemandegan intelektual yang pada gilirannya akan menghadapi masa depan yang suram. Disisi lain, jika mereka melakukan usaha pembaharuan dan pemikiran kembali secara kritis dan rasional terhadap ajaran-ajaran islam, maka akan dituduh sebagai umat yang meninggalkan atau tidak setia lagi terhadap ajaran islam yang dianggapnya sudah matang dan sempurna.

Melalui pendekatan yang rasional-objektif, studi islam diharapkan memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi yang problematis tersebut.

2. Umat manusia dan peradabannya berada dalam suasana problematis tersebut.

Pesatnya perkembangan dan imu pengetahuan dan teknologi modern telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia, yang dikenal dengan era globalisasi. Pada era ini ditandai dengan semakin dekatnya jarak hubungan komunikasi antar bangsa dan budaya umat manusia. Pada suasana semacam ini tentuny aumat manusia membutuhkan adanya aturan-aturan, nilai-nilai dan norma-norma serta pedoman dan pandangan hidup yang universal dan diakui atau diterima oleh semua bangsa. Masalahnya adalah “dari mana sumber aturan ini dan norma serta pedoman hidup yang universal itu diperoleh?” umat manusis dalam peradaaban dan kebudayaaan memang telah berhasil menemukan aturan, nilai dan norma sebagai pedoman dan pegangan hidup, yang berupa agama, filsafat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

        Dengan demikian, manusia modern pun berada dalam kondisi yang serba problematis. Harold, H. Titus dan beberapa filosofis dewasa ini, dalam menjelaskan situasi problematis tersebut menyatakan bahwa “filosofis sekarang telah mencapai kekuatan besar tetapi tanpa kebijaksanaan, kita hidup dalam suatu periode yang mirip dengan tahap-tahap terakhir dari kebudayaan Greeko-Romawi, renaissance, reformasi dan revolusi industri dimana terjadi perubahan dalam cara manusia berfikir. Dalam hal ini peraktik, atau terjadi perubahan-perubahan yang menyentuh kehidupan manusia dan masyarakat.


METODE METODOLOGI



Pengertian Metode, Metodologi
Merode berasal dari bahasa yunai, meta, metedos, dan logos. Meta berarti menuju, melalui, dan mengikuti. Metodos berarti jalan atau cara. Maka metodos (metoda) berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu. Metode merupakan langkah-langkah praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif. Metode dalam suatu ilmu dianggap sudah bisa mengantarkan seseorang mencapai kebenaran dalam ilmu tersebut. Oleh karena itu, ia sudah tidak diperdebatkan lagi karena sudah disepakati oleh komunitas ilmuwan dalam bidang ilmu tersebut.
Ketika metode digabungkan dengan kata logos maknanya berubah. Logos berarti “studi tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah diterima (well received) tetapi berupa kajian tentang metode. Dalam metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan. Pendek kata, bila dalam metode tidak ada perdebatan, refleksi dan kajian atas cara kerja ilmu pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji, mendebat, dan merefleksi cara kerja suatu ilmu. Maka dari itu, metodologi menjadi bagian dari sistematika filsafat, sedangkan metode tidak.
Terkait dengan studi islam kedua kata tersebut sama benarnya. Istilah metodologi studi islam digunakan ketika seseorang ingin membahas kajian-kajian seputar ragam metode yang bisa digunakan dalam studi islam. Sebut saja misalnya kajian atas metode normative, historis, filosofis, sosiologis, komparatif dan lain sebagainya. Metodologi studi islam mengenalkan metode-metode itu sebatas teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum menggunakannya dalam praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis bukan praktis.
Berbeda dengan metodologi studi islam, istilah metode studi islam ketika seseorang telah menetapkan sebuah metode dan akan menggunakannya secara konsisten dalam kajian keislamannya.


TUJUAN METODOLOGI STUDI ISLAM

Dalam era moderen ini studi islam menjadi sangat penting. Karena agama, termasuk islam memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat. Studi islam sendiri diharapkan dapat  melahirkan suatu  masyarakat yang siap hidup bertoleran (tasamuh) dalam wacana pluralitas agama, sehingga tidak melahirkan muslim ekstrem yang membalas kekerasan agama dengan kekerasan agama pula. Secara detail arah dan tujuan studi Islam sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat)agama Islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia.
  2.  Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli, dan bagaimana penjabaran serta operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarahnya.
  3.  Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya.
  4.  Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nili-nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.


PENGERTIAN STUDI ISLAM



PENGERTIAN STUDI ISLAM
            Dalam bahasa inggris studi islam adalah Islamic studies dan dalam bahasa arab adalah Dirasat al- Islamiyah. Di dalam studi islam terdapat dua kata yaitu kata “ studi” dan “ Islam”. Kata studi memiliki berbagai pengertian, rumusan Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa studi adalah kegiatan untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu ketermpilan. Kata studi dalam berbagai konteks mengaacu pada usaha yang dilakukan secara terus menerus dan kritis dalam melakukan kajian atas sebuah fenomena.
            Islam berasal dari kata Aslama, yang berarti berserah diri dan patuh. Berakar pada kata Silm, yang berrti selamat, sejahtera dan damai. Secara terminologis adalahwahyu Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW. Yang sebagaimana terdapat dalam Al- Qur’an dan As-Sunnah berupa undang- undang dan aturan hidup sebagai petunjuk bagi seluruh manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kedamaian hidup didunia dan di akhirat.
            Pengertian studi islam menurut beberapa ahli, dintaranya, yaitu :
  a.  Dari Moh. Nurkhaim
Studi Islam menurut Moh. Nurkhaim adalah :
1.      Pengkajian dan pengertian terhadap agama sebagai obyeknya.
2.      Materi, subyek, bidang kajian atas Islam.
3.      Intuisi pengkajian atas islam misalnya danya perkuliahan jurusan studi islam.
   b. Jackues Waanderburg
Menurut Jackues studi islam adalah :
1.      Kajian normative agama islam dikembangkan oleh sarjana muslim
2.      Kajian non normative agama islam dilakukan oleh intelektual muslim atau non muslim.
3.      Kajian non normative dari sudut padang sejarah, literature, atau sosiologi dan antropologi budaya, dan tidak hanya terfokus pada satu perspektif saja.

Kesimpulannya , Studi islam adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh keterangan mencapai pemahaman yang lebih besar atau meningkatkan suatu keterampilan tentang agama islam.

OBYEK STUDI ISLAM
Menurut Taufik Abdullah sasaran kajian dikategorikan menjadi tiga, yaitu :
   1. Agama sebagai doktrin dinamika.
   2. Struktur masyarakat yang dibentuk oleh agama.
   3. Sikap masyarakat pemeluk terhadap doktrin.
Menurut Moh. Nurkhaim obyek studi islam, yaitu :
1.    Islam sebagai doktrin.
2.    Sebagai gejala budaya.
3.    Sebagai interaksi sosial.
Menurut M. Atho’ Mu’dzar obyek studi islam adalah
1.    naskah- naskah dan symbol agama.
2.    Sikap, perilaku dan penghayatan para penganut atau tokoh.- tokoh agam.
3.    Ritus- ritus, lembaga- lembaga, dan ibadat- ibadat agama.
4.    Sarana peribadatan atau alat- alat.
5.    Lembaga atau organisasi keagamaan.
Kesimpulan, obyek studi islam adalah agama islam yang berpedoman pada Al-Quran dan Al- Hadist karena agama Islam dalam perkembangannya dapat diterima dari segala aspek bidang ilmu, yaitu ilmu pengetahuan dan ilmu agama.