Urgensi Mempelajari Metodologi Studi
Islam
Seiring berkembangnya zaman,
mempelajari metodologi studi islam diharapkan dapat mengarahkan kita untuk
untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dalam pemikiran aiaran-ajaran islam
yang merupakan warisan doktriner yang dianggap sudah mapan dan sudah mandek
serta ketinggalan zaman tersebut, agar mampu beradaptasi serta menjawab
tantangan serta tuntutan zaman dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang
terhadap sunber agama islam yang asli, yaitu al-qur’an dan as-sunnah.
Mempelejari metodologi studi islam juga diharapkan mampu memberikan pedoman dan
pegangan hidup bagi umat islam agar tetap menjadi muslim yang sejati yang mampu
menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era-globalisasi sekarang
ini.
Disamping itu, metodologi studi
islsm merupakan solusi agar islam tidak mudah disalah pahami oleh outsider (non
muslim). salah satu penyebab seiringnya islam disalah pahami barat karena
mereka tidak memiliki instrument secara ilmiah bisa dibenarkan tidak hanya
insider (muslim) tetapi juga oleh outsider. Bila insider tidak merumuskan
pemahaman yang bisa dimengerti oleh outsider akan terus berlangsung seperti
yang dialami oleh Salman Rushdie, Kurt Wester, Goard dan Geertz Wilder yang
menghebohkan itu.
Urgensi studi islasm yang demikian
dapat dipahami dan diuraikan sebagai berikut:
1. Umat
islam saat ini pada kondisi yang problematis
Saat ini umat islam masih berada dalam posisi pinggiran
(marginal) dan lemah dalam segala bidang kehidupan sosial budaya. Dalam kondisi
ini, umat islam harus bisa melakukan gerakan pemikiran yang dapat menghasilkan
konsep pemikiran yang cemerlang dan oprasional untuk mengantisipasi perkembangan
dan kemajuan tersebut.
Dalam posisi problematis itui, jika mereka hanya berpegang
pada ajaran-ajaran islam hasil penafsirsn ulama terdahulu yang merupakan
warisan doktriner turun-temurun dan dianggapnya sebagai ajaran, maka berarti
mereka mengalami kemandegan intelektual yang pada gilirannya akan menghadapi
masa depan yang suram. Disisi lain, jika mereka melakukan usaha pembaharuan dan
pemikiran kembali secara kritis dan rasional terhadap ajaran-ajaran islam, maka
akan dituduh sebagai umat yang meninggalkan atau tidak setia lagi terhadap
ajaran islam yang dianggapnya sudah matang dan sempurna.
Melalui pendekatan yang rasional-objektif, studi islam
diharapkan memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari
kondisi yang problematis tersebut.
2. Umat
manusia dan peradabannya berada dalam suasana problematis tersebut.
Pesatnya perkembangan dan imu pengetahuan dan teknologi
modern telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat
manusia, yang dikenal dengan era globalisasi. Pada era ini ditandai dengan
semakin dekatnya jarak hubungan komunikasi antar bangsa dan budaya umat
manusia. Pada suasana semacam ini tentuny aumat manusia membutuhkan adanya
aturan-aturan, nilai-nilai dan norma-norma serta pedoman dan pandangan hidup yang
universal dan diakui atau diterima oleh semua bangsa. Masalahnya adalah “dari
mana sumber aturan ini dan norma serta pedoman hidup yang universal itu
diperoleh?” umat manusis dalam peradaaban dan kebudayaaan memang telah berhasil
menemukan aturan, nilai dan norma sebagai pedoman dan pegangan hidup, yang
berupa agama, filsafat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan demikian, manusia modern pun berada dalam kondisi
yang serba problematis. Harold, H. Titus dan beberapa filosofis dewasa ini,
dalam menjelaskan situasi problematis tersebut menyatakan bahwa “filosofis
sekarang telah mencapai kekuatan besar tetapi tanpa kebijaksanaan, kita hidup
dalam suatu periode yang mirip dengan tahap-tahap terakhir dari kebudayaan
Greeko-Romawi, renaissance, reformasi dan revolusi industri dimana terjadi
perubahan dalam cara manusia berfikir. Dalam hal ini peraktik, atau terjadi
perubahan-perubahan yang menyentuh kehidupan manusia dan masyarakat.