Pertemuan Metodologi Studi Islam yang terakhir yaitu tanggal 26 Mei 2015
Hari ini merupakan pertemuan metodologi studi islam yang terakhir,
yaitu membahas tentang FUNDAMENTALISME. Alhamduillah saya dapat mengikuti
pembelajarannya dengan baik.
Fundamentalisme adalah orang yang mengalami GAP.
GAP adalah jurang antara idealitas dan realitas.
Berarti Fundamentalisme
adalah orang yang tidak bias menyeimbangkan antara idealitas dan realitas.
Cirri – cirri orang fundamentalisme :
1.
Eksistensi yaitu kita tidak banyak tau tentang orang tersebut,
walaupun kita satu lingkungan dengannya, kita tidak mengerti masa lalunya
seperti apa sehingga kita tidak mengetahui aslinya.
2.
Alienansi yaitu orang yang asing. Misalnya saja adanya perbedaan politik,
budaya dan ekonomi dengan umumnya.
Fundamentalisme dapat dilihat dari perpekstif kritis. Fundamentalisme
dapat dilihat sebagai kritik terhadap kehidupan keagamaan yang selama ini
berkembang.
Sebagai suatu konsep fundamentalisme menandakan tiga unsure:
1.
Fenomena keagamaan.
2.
Penolakan terhadap dunia sebagai reaksi terhadap perubahan social dan
kultur yang dipersepsikan sebagai kritis.
3.
Reaksi defensive dengan berupaya mempertahankan atau merestorasi
tatanan social masa lalu yang diidealkn atau di imajinasikan sebagai paling
otentik dan benar.
Karakteristik yang paling menonjol pada fundamentalisme adlah
skripturalisme (kitabiy) yakni, keyakinan harfiah terhadap kitb suci yang
merupakan firman tuhan, dan dianggap tidak ada kesalahan.
Beberapa prinsip metodologi :
1.
Oposisionalisme (Al- Muaridhah)
2.
Penolakan terhadap hermeneutikaa.
3.
Penolakan terhadap pluralisme dan relativisme.
4.
Penolakan terhadap perkembangan historis dan sosiologis.
Musda mulia
melihat bahawa tumbuh suburnya fundamentalisme setidaknya didukung oleh tiga factor
:
1.
Kekuatan global, dimana kebijakan amerika sangat timpang terhadap
negaraa – Negara muslim sehingga menimbulkan kebencian.
2.
Pengaruh demokrasi.
3.
Kegagalan pemerintah sekuler dalam menyejahterakan rakyat sehingga
muncul alasan menggantikan Negara sekuler dengan Negara teokrasi.
Jangan pernah berputus ada
jika menghadapi kesulitan, karena setiap tetes air hujan yang jernih berasal
daripada awan yang gelap.